Kamis, Oktober 25, 2007

Tangan Tuhan

Di hari Tahun baru Cina. Kebiasaan di parokiku, aku akan menyiapkan manisan dan akan dibagikan kepada anak-anak yang datang ikut misa imlek. Ini sebetulnya merupakan kebiasaan masyarakat Cina, yakni bahwa pada saat mereka merayakan hari-hari pesta seperti tahun baru atau moon festival, mereka akan menghidangkan makanan istimewa.

Di tahun baru merekapun menyiapkan manisan-manisan khusus, dan diharapkan pada saat-saat istimewa seperti ini semua berusaha untuk berbicara tentang topik yang baik serta bertindak laku yang baik dan sopan (berbicara dan bertingkah manis).  Mengikuti budaya baik yang demikian sayapun menyiapkan manisan.

Setelah misa saya memberikan kendi sebagai ganti 'hong bao' , amplop merah yang berisi uang yang biasanya diberikan oleh orang yang lebih tua atau yang sudah bekerja kepada mereka yang masih muda. Semua anak nampak gembira dan bahagia dengan manisan yang ada. Namun di antara mereka saya melihat ada satu anak yang nampak murung.

Sambil merangkulnya saya menyuruh dia mengambil sendiri manisan yang ada. Ia tetap saja diam sambil matanya memperhatikan manisan yang ada. Apakah ia tak ingin manisan yang ada. Saya bertanya dalam hati. Namun dari pancaran matanya bisa dilihat bahwa ia ingin mendapatkan manisan tersebut.

Saya lalu mengambil inisiatip menggenggam manisan yang ada dan memberikannya kepada anak tesebut. Ia dengan serta merta menerima manisan itu dengan dua tangannya yang kecil itu. Wajahnya bersinar dan ia nampak gembira lalu berlari ke arah ibunya yang memperhatikan kami dari kejauhan. Sang ibu bertanya kepada anaknya; "Sayang..., mengapa engkau tidak mengambil sendiri manisan itu?"

Sambil memperhatikan manisan yang penuh mengisi kedua belah tangannya ia menjawab, "Karena tangan pastor besar sedang tanganku terlalu kecil. Manisan yang diberikan pastor ini pasti lebih banyak ketimbang kalau saya sendiri yang mengambilnya."

Luar biasa, sungguh anak yang pintar!!! Dan...Tangan Tuhan sudah pasti jauh lebih besar dari tanganku. Segala sesuatu ada dalam genggaman tanganNya. Ketika aku menghadapi segala problema hidupku hanya dengan mengandalkan kekuatan telapak tangganku yang kecil ini, aku pasti akan kecewa. Namun bila aku meletakan semuanya di tangan Tuhan, maka aku akan menerima lebih banyak dari kelimpahan rahmatNya. Tangan Tuhan adalah kekuatanku.

Tarsis Sigho

Tidak ada komentar: